Rabu, 04 Januari 2017

Zaman Purana



PERKEMBANGAN AGAMA HINDU ZAMAN PURANA
(ZAMAN KEMASAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU)
(±300 Masehi - 700 Masehi)
Pada akhir zaman brahmana (zaman kebangkitan agama hindu), kehormatan agama hindu, yang sempat hilang karena menguatnya pengaruh agama Buddha di india dapat di raih kembali. India kembali di perintah oleh raja-raja beragama hindu dari keturunan dinasti gupta. Perkembangan agama hindu (brahmanisme) pada zaman ini mendapatkan dukungan penuh dari raja dan seluruh apiratur kerajaan .Mereka semua aktif mengembangkan dan mengagungkan agama hindu. Upacara yang dahulu sudah tidak di laksanakan lagi, sekarang di laksanakan kembali dengan tertib dan khidmat .Dengan diperintahnya kembali  India oleh raja-raja Hindu, maka agama dan kebudayaan Hindu tumbuh subur dan berkembang.
Walaupun demikian, agama dan kebudayaan hindu yang berkembang pada zaman ini  merupakan kelanjutan dari akhir zaman brahmán (200 SM–300 M ). Salah satu ciri  terpenting dari zaman brahmanan akhir (Revial of hindusim) adalah munculnya mazhab-mazhab dalam agama hindu. Secara teologis. Kemunculan mazab-mazab ini (testic religios) telah menggeser dewa-dewa yang semula  di puja dalam kitab suci weda dan digantikan dengan dewa-dewa lain yang diyakini sebagai tuhan oleh mazhab tersebut. Dari sekian mazhab yang ada, mazhab waishnawa dan mazhab shiwa sangat terkenal pada zaman ini. Mazhab waishnawa mengagungkan  dewa wasudewa yang disamakan dengan Dewa Wishnu dalam weda, sedangkan mazhab shiwa mengagungkan Dewa Shiwa yang disamakan dengan Dewa Rudra dalam weda. Selain itu, juga muncul mazhab besar lainnya, yaitu shakta (pemujaan shakti), ganapatya (pemuja ganesha), dan sora (pemuja surya) Kelima mazhab disebut Panca Sakha atau Panca Upasakha, atau Panca Yatanapuja. Walaupun demikian, tidak ada perbedaan yang tegas antara kelima mazhab tersebut (Panca Sakha)  Oleh karena itu lebih tepat disebut sebagai lima bentuk pemujaan kepada ista dewata
Dalam hal kesusasteraan Hindu, zaman Brahmána akhir juga di tandai dengan ditulisnya kitab-kitab Pancama Weda.Kitab ini sebagai pengganti kitab suci Catur Weda yang pada masa itu tidak boleh dibaca masyarakat umum.Ini menyebabkan setiap mazhab menulis dan mengagungkan satu atau beberapa Panca Weda, sebagai kitab yang paling disucikan dalam mazhabnya. Malahan, kesuciannya diyakini sama dengan kitab CaturWeda . Penulisan kitab-kitab ini terus berlanjut seiring dengan semakin berkembangnya mazhab-mazhab (pancha upasakha ) dalam agama Hindu.
Kesusasteraan Hindu yang penting pada zaman ini adalah kitab-kitab Purana. Secara tradisi, diyakini bahwa kitab Purana di tulis oleh Maharsi Wyasa dan umumnya disebut  Pancama Weda. ada18 (delapan belas) kitab purana.
Bermunculannya kitab-kitab  purana (Histirical Tradition) seiring dengan tumbuh-suburnya mazhab-mazhab dalam agama hindu sehingga zaman ini disebut zaman purana, zaman ini berlangsung dari tahun 300 masehi  hingga 700 masehi. Adapun agama hindu pada zaman itu disebut agama purana (Puranic religión). Berbeda dengan agama Brahmana (Brahmanismeotodiks)  yang menitik beratkan pada pelaksanaan upacara yajna dan persembahan kurban binatang,  agama purana justru bersifat sektarian. Artinya, pada zaman ini muncul banyak sakte (mazhab) yang secara tegas berbeda antara sekte  yang satu dengan sakte yang lain. Setiap sakte ini memiliki kekayakinan dan tata caranya sendiri ; adapun karateristik sebuah mazhab atau sekte, antara lain: memiliki nama Tuhan sendiri; memiliki kitab suci sendiri; memiliki sadhana sendiri; doktrin ajaran sendiri; memiliki ritual pemujaan yang khas; memiliki kosmologi dan kosmogoni sendiri; memiliki ajaran yoga-nya sendiri; memiliki kepercayaan moksa sendiri; dan memiliki sisitem filsafat sendiri .
Sebagai kelanjutan dari zaman Brahmana akhir, Mazhab Waishnawa dan shiwa juga semakin berkembang pada zaman purana ini.Akan tetapi, ajaran-ajaran dari mazhab waishnawa mengalami banyak perubahan Di bandingkan dengan ajaran awal pada zaman kemunculannya sekitar abad ke kedua sebelum masehi.  Perubahan dalam mazhab waishnawa ini terutama karena di pengaruhi oleh agama budha. Ajaran-ajaran yang berasal dari agama budha seperti, ahimsa,vegetarian.penolakan terhadap sistem kasta, dan pembangun kuil-kuil, pada akhirnya menjadi bagian dari ajaran mazhab waishnawa . Pada zaman ini juga sapi mulai di sucikan, bahkan di puja terutama oleh penganut waishnawa, sedangkan lembu di sucikan oleh penganut shaiwa.
Perkembangan mazhab bhagawata waishnawa semakin pesat.  Ini di tandai dengan munculnya sub-sub sekte yang intinya memuja dewa whisnu. Ajaran mengenai awatara yang muncul dalam kitab-kitab purana mulai di yakini oleh penganutnya .Akhirnya muncul pemujaan kepada awatara dewa wishnu seperti , rama,khrisna, narasinga,dan lain-lain. Demikian pula pemujaan kepada dewi laksmi, radha,hanuman, dan garuda mulai berkembang dan mengakar dalam masyarakat.Mazhab Waishnawa menekankan  tiga macam jalan untuk mencapai moksa, yaitu: pertama, melalui karmamarga (perbuatan), jnanamarga (jalan ilmu pengetahuan) dan bhaktimarga (jalan berbakti). Sebaliknya, mazhab shiwa tetap menjalankan ajaran ritual berdasarkan ajaran kitab-kitab brahmana.  Mereka tetap melaksanakan upacara yajna, korban suci binatang, dan hidup non-vegetarian (boleh memakan daging) .
Dengan adanya perbedaan ajaran yang mendasarkan dari kedua mazab ini, maka agama hindu pecah untuk kedua kalinya. Mazhab waishnawa disebut golongan rasionalisme atau golongan Jnana kandhi  yang menerima kebenaran filsafat, rasio, dan logika. Mazhab ini menentang upacara kurban seperti yang disebutkan dalam kitab suci weda, menolak perbedaan warna,dan kekuasaan pendeta. Golongan rasionalis ini di sebut juga dengan nama golongan Wedantis.Sebaliknya , mazhab Shiwa disebut golongan ortodoks atau golongan krama-kandi atau golongan mimamsaka atau umumnya disebut golongan tradisi. Mazhab shiwa ini mendasarkan pemikirannya pada pentingnya ritual, serta tetap mempertahankan tradisi seperti yang di ajarkan dalam kitab suci weda dan penjelasannya berdasarkan kitab-kitab brahmana. Mereka tetap mempertahankan dan melaksanakan upacara yajna sebagai  dasar ajaran yang terpenting dan umumnya  mereka tidak vegetarian .
Mazhab waishnawa dan shiwa saling bertentangan untuk mempertaruhkan prinsip-prinsip kepercayaan masing-masing. Pada zaman ini pula muncul mazhab lain sebagai penengah yang disebut mazhab brahmana atau mazhab smarta atau mazhab yang berdasarkan tradisi. Mazhab brhamana-smarta ini muncul pada abad pertama sebelum masehi. Mazhab ini mengajarkan penyembahan pada dewa trimurti, yaitu brahma, wishnu dan rudra/siwa.Pada zaman ini juga, mazhab trimurti yang sudah muncul sejak abad pertama sebelum masehi berkembang luas di kalangan masyarakat.
            Pada zaman purana ini, mazhab shiwa juga berkembang pesat dan menyebar luas ke seluruh India.Mazhab shiwa pertama kali muncul pada abad pertama sebelum masehi.Pada zaman ini, mazhab shiwa memiliki banyak sub-sekte seperti misalnya, mazhab pasupata, kapalika, kalamuka,linggayat, dan lain-lain. Menurut ajaran mazhab shiwa, moksa hanya dapat dicapai dengan jalan bhakti melalui samskara dan sadhana pancamakara (lima macam persembahan), dengan jalan yoga, dan setelah mendapat anugerah dari shiwa. Ajaran dan filsafat semacam ini disebut filsafat shiwa siddhanta.Sementara itu, mazhab shiwa-bhairawa, kalamukha, dan kapalika, melakukan ritual pemujaan dengan persembahan berupa sadhana pancamakrama  ( biji-bijian, daging, ikan, dan lain-lain).Mazhab shiwa umumnya masih mempertahankan ajaran-ajaran upacara kurban sebagaimana diajarkan dalam kitab suci weda dan kitab-kitab brahmana.
              Munculnya ajaran Tantrayana menjadi ciri penting pada zaman purana ini. Menurut ajaran tantra, moksa dapat dicapai dengan sadhana(disiplin rohani), mempersembahkan semua pancatattwa, yaitu persembahan biji-bijian (mudra), daging ( mamsa ), ikan ( matsya), minuman keras (mada), dan simbol-simbol lingga-yoni (maithuna) melalui bhakti yogatantra dan dengan mendapatkan anugerah shiwa. Selain itu, ajaran tantrayana juga menganjurkan persembahan binatang kurban seperti kerbau, kambing,burung, dan lain-lain. Dalam ajaran tantra juga diajarkan tentang persembahan darah (bali : nyambleh).
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan ciri-ciri penting dalam agama purana (puranic religion) dan kebudayaan india pada zaman ini. Akan tetapi, beberapa ciri ini sudah mulai muncul sejak zaman brahmana akhir,
1.      Munculnya banyak sekte,dan kadangkala saling bertentangan;
  1. Golongan waishnawa mengambil-alih ajaran budha;
  2. Berkembangnya ajaran tantrayana;
  3. Kitab-kitab purana diakui sebagai pancama weda;
  4. Mulai munculnya tempat- tempat pemujaan (kuil);
  5. Mulai melakukan pemujaan patung (arcanam);
  6. Pertentangan antara kelompok vegetariandan non-vegetarian;
  7. Catur warna semakin kuat di pahami sebagai warisan atau keturunan;
  8. Ajaran catur asrama mulai dilaksanakan secara disiplin;
  9. Upacara-upacara besar dilaksanakan;
  10. Munculnya perhitungan tentang zaman (yuga);
  11. Munculnya pemujaan kepada awatara wishnu (termasuk buddha);
  12. Pemujaan dewa-dewa sebanyak 33.000.000 (33 lakh);
  13. Muncul perayaan hari raya agama hindu;
  14. Pemujaan pancayatana;
  15. Pendeta mendapatkan kedudukan penting;
  16. Hukum adat disamakan dengan hukum agama.

Sumber-sumber materi dari Sumber:
2.       http://hindugeneration.blogspot.com/2008/10/sejarah-evolusi-hindu.html

Fase Purana
Zaman purana menandai terjadinya evolusi Hindu di India, yaitu munculnya berbagai macam mazhab atau sekte.Meskipun demikian agama Purana mewarisi konsep-konsep keagamaan dari zaman Brahmana.Keduanya sama-sama menekankan praktik agama yang penuh dengan upacara.Agama Brahmana dan agama Purana mementingkan upacara yajna sebagai jalan untuk mencapai moksa.Hal ini diuraikan secara teliti dan mendalam dalam kitab Mimamsasutra.Ajaran yang mengajarkan pentingnya kedudukan yajna (Karma kandha) dalam agama Hindu ini dikembangkan dan diajarkan oleh para rshi pada zaman ini. Dengan pelopor-pelopornya antara lain, Rshi Prabhakaran, Rshi Kumarila Batta, dan masih banyak lagi. Ajaran ini rupanya mendapat sambutan yang luas di kalangan umat Hindu.Agama Hindu yang berdasarkan yajna, sebagaimana muncul sejak zaman Weda, Brahmana, dan Purana ini umumnya disebut Hindu ortodoks atau agama Brahmana-Smarta.Ajaran inilah yang menjadi agama rakyat India hingga akhir zaman Purana (sekitar 700 Masehi).
Akhir zaman Purana ditandai dengan terjadinya kekacauan di antara umat Hindu, akibat pertentangan yang hebat antara satu mazhab dengan mazhab yang lainnya. Setiap mazhab membenarkan prinsip-prinsip kepercayaan dan ajaran dari mazhab mereka sendiri dan menyalahkan kebenaran dari mazhab yang lain. Hal-hal yang dipertentangkan terutama mengenai ajaran Ahimsa.Di samping itu, juga mengenai upacara yajna, kurban binatang, vegetarian dan non-vegetarian, dan hal-hal prinsip lainnya.Pertentangan itu semakin memanas dan memuncak pada akhir zaman Purana.Selain itu, pertentangan antara pemeluk agama Hindu dan agama Buddha juga terus berlangsung.
Sekte-Sekte Agama Hindu Di India
Pemujaan pada Dewa Wisnu: Satu-satunya aliran yang mendapatkan kemajuan sehingga bisa berkembang dengan pesat terutama pada masa Gupta yaitu vaisnava atau aliran yang memuja dewa wisnu sebagai dewa utama. Dan dalam menjalankan fungsinya sebagai dewa pemelihara jagat raya, wisnu mempunyai kemampuan untuk menjelma kedalam berbagai makhluk.Akibatnya Wisnu disembah dalam wujud penjelmaannya atau avatarnya.
Pemujaan pada  Dewa Siwa: Pemujaan pada dewa siwa menggambarkan Siwa sebagai maha pertapa dan sebagai pelindung para petapa. Menurut para penganutnya siwa juga melakukan penjelmaan tertentu yang nampaknya meniru aliran wisnu.Kecenderungan pendekatan diantara kedua aliran ini terlihat nyata dalam perpaduan bentuk penjelmaan Harihara. Tokoh ini merupakan gabungan dari gelar hari bagi wisnu dan hara bagi  Siwa. Pemujaan ini banyak dilakukan di daerah Deccan terutama pada masa Vijayanegara.
Pemujaan pada Sakti: Pemujaan terhadap para dewa perempuan yang nampaknya berkembang disepanjang waktu di india, yang bermula pada masa kebudayaan Harrapa dilembah sungai Indus. Pemujaan itu merupakan kelangsungan dari rasa ketergantungan mereka terhadap dewi kesuburan karena ketergantungan mereka pada tanah pertanian.
Sekte Brahma :sebagai pencipta yang menurunkan Sekte Agni, Sekte Rudra, Sekte Yama, dan Sekte Indra. Sekte adalah jalan untuk mencapai tujuan hidup menurut Agama Hindu, yaitu moksha (kembali kepada Tuhan), dan pemeluk Hindu dipersilahkan memilih sendiri aliran yang mana menurutnya yang paling baik/bagus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar