PERKEMBANGAN AGAMA HINDU ZAMAN
PURANA
(ZAMAN KEMASAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU)
(±300 Masehi - 700 Masehi)
Pada akhir zaman brahmana (zaman kebangkitan agama hindu),
kehormatan agama hindu, yang sempat hilang karena menguatnya pengaruh agama
Buddha di india dapat di raih kembali. India kembali di perintah oleh raja-raja
beragama hindu dari keturunan dinasti gupta. Perkembangan agama hindu
(brahmanisme) pada zaman ini mendapatkan dukungan penuh dari raja dan seluruh
apiratur kerajaan .Mereka semua aktif mengembangkan dan mengagungkan agama
hindu. Upacara yang dahulu sudah tidak di laksanakan lagi, sekarang di
laksanakan kembali dengan tertib dan khidmat .Dengan diperintahnya
kembali India oleh raja-raja Hindu, maka agama dan kebudayaan Hindu
tumbuh subur dan berkembang.
Walaupun demikian, agama dan kebudayaan hindu yang
berkembang pada zaman ini merupakan kelanjutan dari akhir zaman brahmán
(200 SM–300 M ). Salah satu ciri terpenting dari zaman brahmanan akhir
(Revial of hindusim) adalah munculnya mazhab-mazhab dalam agama hindu. Secara
teologis. Kemunculan mazab-mazab ini (testic religios) telah menggeser
dewa-dewa yang semula di puja dalam kitab suci weda dan digantikan dengan
dewa-dewa lain yang diyakini sebagai tuhan oleh mazhab tersebut. Dari
sekian mazhab yang ada, mazhab waishnawa dan mazhab shiwa sangat terkenal pada
zaman ini. Mazhab waishnawa mengagungkan dewa wasudewa yang disamakan
dengan Dewa Wishnu dalam weda, sedangkan mazhab shiwa mengagungkan Dewa Shiwa
yang disamakan dengan Dewa Rudra dalam weda. Selain itu, juga muncul mazhab
besar lainnya, yaitu shakta (pemujaan shakti), ganapatya (pemuja ganesha), dan
sora (pemuja surya) Kelima mazhab disebut Panca Sakha atau Panca
Upasakha, atau Panca Yatanapuja. Walaupun demikian, tidak ada
perbedaan yang tegas antara kelima mazhab tersebut (Panca Sakha) Oleh
karena itu lebih tepat disebut sebagai lima bentuk pemujaan kepada ista dewata
Dalam hal kesusasteraan Hindu, zaman Brahmána akhir juga di
tandai dengan ditulisnya kitab-kitab Pancama Weda.Kitab ini sebagai
pengganti kitab suci Catur Weda yang pada masa itu tidak boleh dibaca masyarakat
umum.Ini menyebabkan setiap mazhab menulis dan mengagungkan satu atau beberapa
Panca Weda, sebagai kitab yang paling disucikan dalam mazhabnya. Malahan,
kesuciannya diyakini sama dengan kitab CaturWeda . Penulisan
kitab-kitab ini terus berlanjut seiring dengan semakin berkembangnya
mazhab-mazhab (pancha upasakha ) dalam agama Hindu.
Kesusasteraan Hindu yang penting pada zaman ini adalah
kitab-kitab Purana. Secara tradisi, diyakini bahwa kitab Purana di tulis
oleh Maharsi Wyasa dan umumnya disebut Pancama Weda. ada18
(delapan belas) kitab purana.
Bermunculannya kitab-kitab purana (Histirical
Tradition) seiring dengan tumbuh-suburnya mazhab-mazhab dalam agama hindu
sehingga zaman ini disebut zaman purana, zaman ini berlangsung dari tahun 300
masehi hingga 700 masehi. Adapun agama hindu pada zaman itu disebut agama
purana (Puranic religión). Berbeda dengan agama Brahmana (Brahmanismeotodiks)
yang menitik beratkan pada pelaksanaan upacara yajna dan persembahan kurban
binatang, agama purana justru bersifat sektarian. Artinya, pada zaman ini
muncul banyak sakte (mazhab) yang secara tegas berbeda antara sekte yang
satu dengan sakte yang lain. Setiap sakte ini memiliki kekayakinan dan tata
caranya sendiri ; adapun karateristik sebuah mazhab atau sekte, antara lain:
memiliki nama Tuhan sendiri; memiliki kitab suci sendiri; memiliki sadhana sendiri;
doktrin ajaran sendiri; memiliki ritual pemujaan yang khas; memiliki kosmologi
dan kosmogoni sendiri; memiliki ajaran yoga-nya sendiri; memiliki kepercayaan
moksa sendiri; dan memiliki sisitem filsafat sendiri .
Sebagai kelanjutan dari zaman Brahmana akhir, Mazhab
Waishnawa dan shiwa juga semakin berkembang pada zaman purana ini.Akan tetapi,
ajaran-ajaran dari mazhab waishnawa mengalami banyak perubahan Di bandingkan
dengan ajaran awal pada zaman kemunculannya sekitar abad ke kedua sebelum
masehi. Perubahan dalam mazhab waishnawa ini terutama karena di pengaruhi
oleh agama budha. Ajaran-ajaran yang berasal dari agama budha seperti,
ahimsa,vegetarian.penolakan terhadap sistem kasta, dan pembangun kuil-kuil,
pada akhirnya menjadi bagian dari ajaran mazhab waishnawa . Pada zaman ini juga
sapi mulai di sucikan, bahkan di puja terutama oleh penganut waishnawa,
sedangkan lembu di sucikan oleh penganut shaiwa.
Perkembangan mazhab bhagawata waishnawa semakin pesat.
Ini di tandai dengan munculnya sub-sub sekte yang intinya memuja dewa whisnu.
Ajaran mengenai awatara yang muncul dalam kitab-kitab purana mulai di yakini
oleh penganutnya .Akhirnya muncul pemujaan kepada awatara dewa wishnu seperti ,
rama,khrisna, narasinga,dan lain-lain. Demikian pula pemujaan kepada dewi
laksmi, radha,hanuman, dan garuda mulai berkembang dan mengakar dalam
masyarakat.Mazhab Waishnawa menekankan tiga macam jalan untuk mencapai
moksa, yaitu: pertama, melalui karmamarga (perbuatan), jnanamarga (jalan ilmu
pengetahuan) dan bhaktimarga (jalan berbakti). Sebaliknya, mazhab shiwa tetap
menjalankan ajaran ritual berdasarkan ajaran kitab-kitab brahmana. Mereka
tetap melaksanakan upacara yajna, korban suci binatang, dan hidup
non-vegetarian (boleh memakan daging) .
Dengan adanya perbedaan ajaran yang mendasarkan dari kedua
mazab ini, maka agama hindu pecah untuk kedua kalinya. Mazhab waishnawa disebut
golongan rasionalisme atau golongan Jnana kandhi yang menerima
kebenaran filsafat, rasio, dan logika. Mazhab ini menentang upacara kurban
seperti yang disebutkan dalam kitab suci weda, menolak perbedaan warna,dan
kekuasaan pendeta. Golongan rasionalis ini di sebut juga dengan nama golongan
Wedantis.Sebaliknya , mazhab Shiwa disebut golongan ortodoks atau golongan
krama-kandi atau golongan mimamsaka atau umumnya disebut golongan tradisi.
Mazhab shiwa ini mendasarkan pemikirannya pada pentingnya ritual, serta tetap
mempertahankan tradisi seperti yang di ajarkan dalam kitab suci weda dan
penjelasannya berdasarkan kitab-kitab brahmana. Mereka tetap mempertahankan dan
melaksanakan upacara yajna sebagai dasar ajaran yang terpenting dan
umumnya mereka tidak vegetarian .
Mazhab waishnawa dan shiwa saling bertentangan untuk
mempertaruhkan prinsip-prinsip kepercayaan masing-masing. Pada zaman ini pula
muncul mazhab lain sebagai penengah yang disebut mazhab brahmana atau
mazhab smarta atau mazhab yang berdasarkan tradisi. Mazhab brhamana-smarta
ini muncul pada abad pertama sebelum masehi. Mazhab ini mengajarkan
penyembahan pada dewa trimurti, yaitu brahma, wishnu dan rudra/siwa.Pada zaman
ini juga, mazhab trimurti yang sudah muncul sejak abad pertama sebelum masehi
berkembang luas di kalangan masyarakat.
Pada zaman purana ini, mazhab shiwa juga berkembang pesat dan menyebar luas ke
seluruh India.Mazhab shiwa pertama kali muncul pada abad pertama sebelum
masehi.Pada zaman ini, mazhab shiwa memiliki banyak sub-sekte seperti misalnya,
mazhab pasupata, kapalika, kalamuka,linggayat, dan lain-lain. Menurut ajaran
mazhab shiwa, moksa hanya dapat dicapai dengan jalan bhakti melalui samskara
dan sadhana pancamakara (lima macam persembahan), dengan jalan yoga, dan
setelah mendapat anugerah dari shiwa. Ajaran dan filsafat semacam ini disebut
filsafat shiwa siddhanta.Sementara itu, mazhab shiwa-bhairawa, kalamukha, dan
kapalika, melakukan ritual pemujaan dengan persembahan berupa sadhana
pancamakrama ( biji-bijian, daging, ikan, dan lain-lain).Mazhab shiwa
umumnya masih mempertahankan ajaran-ajaran upacara kurban sebagaimana diajarkan
dalam kitab suci weda dan kitab-kitab brahmana.
Munculnya ajaran Tantrayana
menjadi ciri penting pada zaman purana ini. Menurut ajaran tantra, moksa dapat
dicapai dengan sadhana(disiplin rohani), mempersembahkan semua pancatattwa, yaitu
persembahan biji-bijian (mudra), daging ( mamsa ), ikan ( matsya), minuman
keras (mada), dan simbol-simbol lingga-yoni (maithuna) melalui bhakti
yogatantra dan dengan mendapatkan anugerah shiwa. Selain itu, ajaran tantrayana
juga menganjurkan persembahan binatang kurban seperti kerbau, kambing,burung,
dan lain-lain. Dalam ajaran tantra juga diajarkan tentang persembahan darah
(bali : nyambleh).
Berdasarkan uraian di atas dapat
dijelaskan ciri-ciri penting dalam agama purana (puranic religion) dan
kebudayaan india pada zaman ini. Akan tetapi, beberapa ciri ini sudah mulai muncul
sejak zaman brahmana akhir,
1.
Munculnya
banyak sekte,dan kadangkala saling bertentangan;
- Golongan
waishnawa mengambil-alih ajaran budha;
- Berkembangnya
ajaran tantrayana;
- Kitab-kitab
purana diakui sebagai pancama weda;
- Mulai
munculnya tempat- tempat pemujaan (kuil);
- Mulai
melakukan pemujaan patung (arcanam);
- Pertentangan
antara kelompok vegetariandan non-vegetarian;
- Catur
warna semakin kuat di pahami sebagai warisan atau keturunan;
- Ajaran
catur asrama mulai dilaksanakan secara disiplin;
- Upacara-upacara
besar dilaksanakan;
- Munculnya
perhitungan tentang zaman (yuga);
- Munculnya
pemujaan kepada awatara wishnu (termasuk buddha);
- Pemujaan
dewa-dewa sebanyak 33.000.000 (33 lakh);
- Muncul
perayaan hari raya agama hindu;
- Pemujaan
pancayatana;
- Pendeta
mendapatkan kedudukan penting;
- Hukum
adat disamakan dengan hukum agama.
Sumber-sumber
materi dari Sumber:
2. http://hindugeneration.blogspot.com/2008/10/sejarah-evolusi-hindu.html
Fase Purana
Zaman purana menandai terjadinya evolusi Hindu di India,
yaitu munculnya berbagai macam mazhab atau sekte.Meskipun demikian agama Purana
mewarisi konsep-konsep keagamaan dari zaman Brahmana.Keduanya sama-sama
menekankan praktik agama yang penuh dengan upacara.Agama Brahmana dan agama
Purana mementingkan upacara yajna sebagai jalan untuk mencapai moksa.Hal ini
diuraikan secara teliti dan mendalam dalam kitab Mimamsasutra.Ajaran yang
mengajarkan pentingnya kedudukan yajna (Karma kandha) dalam agama Hindu ini
dikembangkan dan diajarkan oleh para rshi pada zaman ini. Dengan
pelopor-pelopornya antara lain, Rshi Prabhakaran, Rshi Kumarila Batta, dan
masih banyak lagi. Ajaran ini rupanya mendapat sambutan yang luas di kalangan
umat Hindu.Agama Hindu yang berdasarkan yajna, sebagaimana muncul sejak zaman
Weda, Brahmana, dan Purana ini umumnya disebut Hindu ortodoks atau agama
Brahmana-Smarta.Ajaran inilah yang menjadi agama rakyat India hingga akhir
zaman Purana (sekitar 700 Masehi).
Akhir
zaman Purana ditandai dengan terjadinya kekacauan di antara umat Hindu, akibat
pertentangan yang hebat antara satu mazhab dengan mazhab yang lainnya. Setiap
mazhab membenarkan prinsip-prinsip kepercayaan dan ajaran dari mazhab mereka
sendiri dan menyalahkan kebenaran dari mazhab yang lain. Hal-hal yang
dipertentangkan terutama mengenai ajaran Ahimsa.Di samping itu, juga mengenai
upacara yajna, kurban binatang, vegetarian dan non-vegetarian, dan hal-hal
prinsip lainnya.Pertentangan itu semakin memanas dan memuncak pada akhir zaman
Purana.Selain itu, pertentangan antara pemeluk agama Hindu dan agama Buddha
juga terus berlangsung.
Sekte-Sekte Agama Hindu Di India
Pemujaan pada Dewa Wisnu: Satu-satunya
aliran yang mendapatkan kemajuan sehingga bisa berkembang dengan pesat terutama
pada masa Gupta yaitu vaisnava atau aliran yang memuja dewa wisnu sebagai dewa
utama. Dan dalam menjalankan fungsinya sebagai dewa pemelihara jagat raya,
wisnu mempunyai kemampuan untuk menjelma kedalam berbagai makhluk.Akibatnya
Wisnu disembah dalam wujud penjelmaannya atau avatarnya.
Pemujaan pada Dewa Siwa: Pemujaan
pada dewa siwa menggambarkan Siwa sebagai maha pertapa dan sebagai pelindung
para petapa. Menurut para penganutnya siwa juga melakukan penjelmaan tertentu
yang nampaknya meniru aliran wisnu.Kecenderungan pendekatan diantara kedua
aliran ini terlihat nyata dalam perpaduan bentuk penjelmaan Harihara. Tokoh ini
merupakan gabungan dari gelar hari bagi wisnu dan hara bagi Siwa. Pemujaan ini banyak dilakukan di daerah
Deccan terutama pada masa Vijayanegara.
Pemujaan pada Sakti: Pemujaan
terhadap para dewa perempuan yang nampaknya berkembang disepanjang waktu di
india, yang bermula pada masa kebudayaan Harrapa dilembah sungai Indus.
Pemujaan itu merupakan kelangsungan dari rasa ketergantungan mereka terhadap
dewi kesuburan karena ketergantungan mereka pada tanah pertanian.
Sekte Brahma :sebagai pencipta yang menurunkan
Sekte Agni, Sekte Rudra, Sekte Yama, dan Sekte Indra. Sekte adalah jalan untuk
mencapai tujuan hidup menurut Agama Hindu, yaitu moksha (kembali kepada Tuhan),
dan pemeluk Hindu dipersilahkan memilih sendiri aliran yang mana menurutnya
yang paling baik/bagus.